Sabtu, 12 Mei 2012

Menelusuri Punggungan Merapi Via Selo

Gunung Merapi 2.911 Mdpl
Liburan tanggal 11 s.d. 12 Juni 2011 kami merencanakan ingin mendaki Gunung Merapi yang terletak antara wilayah Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Gunung Merapi saat ini sudah menjadi kawasan Taman Nasional Gunung Merapi. Gunung Merapi memiliki ketinggian 2.911 Mdpl dan puncaknya memiliki nama Puncak Garuda karena di puncak ini terdapat susunan batu menyerupai Burung Garuda. Setau kami, untuk mendaki ke puncak Merapi terdapat beberapa jalur pendakian yaitu Jalur Selo (Boyolali) Jalur Kinahrejo (Sleman) Jalur Babadan (Magelang) dan Jalur Ndeles (Klaten). Menurut beberapa informasi yang kami peroleh, Jalur Selo adalah jalur yang relatif paling aman dan paling sering digunakan untuk mendaki sampai ke puncak Garuda.
Tim kami terdiri dari 5 orang yaitu Sena Puja Gare, Aulia Prima, Albertus Harys, Caesar Friadi dan Kikik Kurniawan. Kami berasal dari beberapa provinsi yang berbeda. Setelah diadakan pertemuan, kami pun memutuskan untuk menyewa kendaraan guna mempersingkat waktu dan sesuai perhitungan lebih banyak keuntungan yang kami dapat daripada harus “naik-turun” angkot dari Yogyakarta. Peralatan pribadi dan tim sudah disiapkan sebelum keberangkatan.
Pada pukul 14.00 WIB mobil yang kami sewa datang, barang-barang yang akan kami bawa dimasukkan ke dalam mobil. Teman kami Harys menunggu di Condong Catur karena jalan yang kami tempuh melalui Condong Catur. Sebelum menjemput, kami singgah di Mirota Kentungan untuk membeli logistik untuk persiapan disana. Setelah selasai membeli logistik yang kami perlukan, pada pukul 15.00 WIB, teman kami sudah menunggu di Pasar Condong Catur. Dalam perjalanan, kami mengisi bahan bakar di Jalan Solo (dekat Bandara Adi Sutjipto), kemudian perjalanan pun dilanjutkan. Dalam perjalanan, tim kami sempat tersasar karena jalur yang kami lewati melalui Kecamatan Musuk. Setelah bertanya dengan penduduk sekitar, jika mau ke Selo saat ini tidak bisa melalui Musuk dikarenakan jembatan yang menghubungkan antara Musuk dengan Selo telah ambrol dikarenakan banjir lahar dingin Merapi beberapa waktu lalu. Akhirnya kami putar arah kembali ke Boyolali. Setelah mendapatkan petunjuk arah, akhirnya kami menemukan jalan menuju ke Selo. Tepat pukul 18.00 WIB, kami singgah di pom bensin untuk menunaikan sholat sekaligus membeli bahan bakar.
Pukul 18.45 WIB tim kami pun tiba di Selo dan langsung menuju pos pendakian yang berada di Dusun Plalangan yang memiliki ketinggian sekitar 1.800 mdpl serta disambut dengan suhu yang dingin sekitar 20 derajat celcius. Kami pun langsung melapor kepada penjaga pos bahwa tim kami akan melakukan pendakian dan menanyakan apakah saat ini merapi bisa didaki. Penjaga pos pun mererangkan bahwa merapi saat ini sudah bisa didaki tetapi hanya sampai kawasan Pasar Bubrah, tidak bisa sampai puncak dikarenakan jalur menuju puncak sudah hancur akibat erupsi Merapi baru-baru ini. Disana kami bertemu beberapa pendaki yang akan mendaki Merapi, kami pun banyak bertanya kepada mereka karena ada beberapa yang sudah pernah mendaki merapi hingga ke puncaknya. Pukul 19.30 WIB perut kami sudah mulai berbunyi pertanda harus diisi kembali. Kami pun bergegas mencari warung nasi yang berada di kawasan Pasar Selo. Setelah mengisi perut, pukul 20.00 WIB kami packing perlengkapan dan logistik yang akan kami bawa ke atas. Kami memutuskan untuk memulai pendakian pukul 00.00 WIB. Pada pukul 22.00 WIB kami istirahat sejenak guna memulihkan stamina untuk melakukan pendakian nanti. Waktu pun menunjukkan pukul 00.00 WIB, kami bergegas mempersiapkan diri. Sebelum melakukan perjalanan, kami memanjatkan doa kepada Tuhan YME supaya diberi kemudahan dan keselamatan selama melakukan pendakian.
Dari Pos Pendakian yang ada di Dusun Plalangan, tempat yang kami tuju selanjutnya adalah Pos yang terdapat tulisan New Selo. Jalur awal yang kami lalui yaitu berupa jalan aspal yang menanjak. Dalam perjalanan menuju ke New Selo, 2 teman kami mendapat sedikit masalah. Akhirnya pukul 00.30 WIB kami tiba di New Selo. Ada kendala yang tim kami hadapi, yaitu 2 teman kami tidak dapat meneruskan perjalanan. Akhirnya mereka memutuskan untuk tidak ikut mendaki dan kami bertiga terus melakukan pendakian.
Jalur awal selepas aspal, kami memasuki jalur perkebunan. Jalur yang terus menanjak cukup menguras stamina kami. Lepas perkebunan, kami memasuki jalur agak berbatu dan terus menanjak. Pukul 02.00 WIB kami tiba di Pos I yang merupakan puncakan dari punggungan. Kami istirahat sejenak untuk memulihkan stamina. Coklat serta biskuit pun kami buka guna menambah stamina. Setelah istirahat yang cukup, kami segera melanjutkan perjalanan. Jalur saat ini yang kami hadapi adalah jalur berbatu dan curam. Sungguh-sungguh sangat menguras stamina. Kami berjalan sedikit merangkak sambil berpegangan batu guna membantu mengangkat badan dan bawaan. Pukul 04.00 WIB kami tiba di Pos II. Dari pos II kami melanjutkan menuju Tugu. Sebelum tiba di tugu kami pun kelelahan, dan tepat pukul 05.00 WIB kami memutuskan untuk istirahat dan membuka flysheet. Kami memasak air panas untuk membuat mie rebus dan minuman hangat berupa jahe.
Tak lama sang surya pun menampakkan dirinya. Perlahan langit pun mulai terang. Sungguh anggun ciptaan-Mu. Inilah yang dinamakan Negeri Di Atas Awan. Tak luput kami segera bergegas mengabadikannya. Betapa indahnya alam Indonesia, tampak pula jajaran gunung-gunung seperti Merbabu, Ungaran, Sindoro-Sumbing, Slamet, Lawu dan Pegunungan Dieng. Setelah berjalan sedikit ke atas, akhirnya tibalah kami di Tugu, yaitu puncak dari bukit jalur yang kami lalui. Lagi-lagi kami disuguhi panorama puncak Garuda, puncak yang diselimuti bebatuan kapur dan pasir yang berwarna putih. Merapi yang saat ini tengah tertidur tak luput kami abadikan. Tampak pula Pasar Bubrah, titik terakhir pendakian ke puncak Garuda karena jalur yang lama menuju puncak tersebut tidak dapat dilalui lagi. Ada beberapa pendaki yang sudah mencoba untuk ke puncaknya, tetapi ditengah perjalanan selalu gagal.
Matahari mulai bersinar, tepat pukul 07.30 WIB kami bergegas turun menuruni punggungan-punggungan merapi yang sangat curam. Turun gunung tidaklah kami anggap remeh, karena lebih menjaga keseimbangan dan ketahanan kaki. Kami harus lebih ekstra hati-hati, karena kanan dan kiri kami merupakan jurang yang menganga dan sangat dalam. Selama perjalanan turun, kami bertemu banyak pendaki dan saling tegur sapa. Pukul 10.00 WIB kami tiba di Pos New Selo dan kedua rekan kami sudah menunggu di sana. Tak henti-hentinya kami selalu berdoa kepada Tuhan YME yang selalu memberikan segalanya. Setibanya di Pos New Selo, kami langsung memesan minuman dan menyantap mendoan yang dijajakan oleh penjaga warung. Setelah bersih-bersih dan packing, pukul 11.30 WIB kami bergegas menuju Yogyakarta melalui rute Magelang. Pukul 13.30 WIB kami mampir sejenak ke Rumah Makan untuk mengisi perut yang masih kosong. Canda tawa selama menyantap makanan selalu hadir detik demi detik. Pukul 14.00 WIB kami pun tiba di persinggahan masing-masing.
Itulah serangkaian cerita perjalanan kami mendaki gunung teraktif di dunia ini. Yang memiliki nama Gunung Merapi. Banyak suka dan duka yang kami alami selama perjalanan. Tak luput canda dan tawa selalu menyertai. Terima kasih kepada Tuhan YME yang selalu melindungi kami selama perjalanan. Terima kasih kepada istri ku tercinta yang selalu mendukung kegiatan-kegiatan outdoor ku. Tak luput pula, terima kasih kepada rekan-rekan satu tim. Kalian semua hebat. Sekali lagi saya mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Salam Lestari..
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar